CABAI
Sejarah asal mulanya Tanaman Cabe , Cabe ( Capsicum sp ) tanaman perlu dari famili terong - terongan ( Solanaceae ) yang di kenali sejak dulu sebagai bumbu masakan . Awalnya tanaman cabai ini merupakan tanaman liar di hutan-hutan . Beberapa referensi menyebutkan bahwa cabai berasal dari Amerika selatan , tepatnya di bolivia . dan akhirnya ke seluruh dunia . tanaman cabai pertama kali masuk di indonesia karena dibawah oleh pelaut portugis . ia kemudian membawa biji-biji cabai ke negerinya untuk di kembangbiakkan .
Klasifikasi Tanaman Cabai :
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae ( Suku terong-terongan )
Genus : Capsicium
Spesies : - Capsicum Frutescens ( Cabai Rawit )
- Capsicum annum var. Longun ( Cabai besar & keriting )
Jenis - jenis tanaman cabai
Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya . Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya . inilah jenis - jenis tanaman cabai :
A . Cabai rawit
- Cabai rawit ( Capsicum Frutescens ) dalam bahasa inggris di kenal dengan nama Hot pepper atau bird's eye chili pepper . Tanaman cabai rawit memiliki mortologi : Daun tunggal , agak bulat dan melebar , ujung meruncing , pangkal menyempit , tepi rata , pertualangan menyirip , jumlah percabangan banyak , tinggi tanaman 50 - 120 cm , batang berbuku - buku , bertangkai , letak perselingan , panjang 5-9 , 5cm , lebar 1,5-5 ,5 cm berwarn hijau . bunga keluar dari keriak daun , mahkota berbentuk bintang , bunga tunggal , berwarna putih , putih kehijauan , atau ungu . dan rasanya pedas . buah yang masak berwarna merah . ukuran cabai rawit lebih kecil dibanding cabai keriting atau cabai merah besar , berbentuk bulat pipih , berwarna kekuningan .
- Cabai rawit kecil / cabai jemprit : buahnya kecil dan pendek , lebih pedas.
- Cabai rawit putih / cabai domba : buahnya lebih besar dari cabe jemprit , warna putih kekuningan .
- Cabai rawit celepik : buahnya lebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih kecil dari cabai domba , rasanya kurang pedas dibandingkan cabai rawit jemprit . Waktu muda berwarna hijau . setelah masak berwarna merah cerah .
B . Cabai Keriting
- Cabai keriting adalah jenis cabai merah yang merupakan cabai hibrida , sering dibudayakan oleh para petani karena memiliki produktivitasnya tinggi dan panen lebih cepat . kurang 75-120 hari . buah cabai merah keriting berbentuk memanjang dan mengeriting dengan ujung meruncing , rasanya pedas , biji yang di hasilkan relatif banyak . buah yang masih muda berwarna hijau , lalu coklat , setelah masak menjadi merah tua .
C . Cabai Besar
- Cabai besar adalah cabe merah yang merupakan salah satu jenis cabe hibrida yang sangat di minati oleh para petani untuk di budayakan karna memiliki nilai ekonomi tinggi . tanamannya produktif dan memiliki pasar yang luas . cabe besar memiliki ukuran yang relatif besar di banding cabe keriting . permukaannya lebih halus , tidak bergelombang . cabe besar kala pedas di bandingkan cabe rawit dan keriting .
sumber : http://www.infoglobalkita.com/2015/10/sejarah-asal-mula-dan-jenis-jenis.html .
BUNGA KOL
Kol bunga putih
merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih
kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak.
Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang
atau blumkol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool).
Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di
daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yg
kompak seperti yg ditemukan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli
benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad
ke XIX.
Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran
tinggi tropika dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat
membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa.
Daerah dataran tinggi (pegunungan) adalah
pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat
yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam
di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat),
Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul
(Bali).
KLASIFIKASI BUNGA KOL
d Divisi : Spermatophyta
· Sub divisi : Angiospermae
· Kelas : Dicotyledonae
· Keluarga : Cruciferae
· Genus : Brassica
· Spesies : Brassica oleracea var. botrytis L.
· Sub var : cauliflora DC
Nilai Gizi kembang kol
f ·
Karbohidrat: 5
gr
·
Gula: 2,4 gr
·
Lemak: 0 gr
·
Protein: 2
gr
·
Thiamin (vitamin B1): 0,057 mg
·
Riboflavin (vitamin B2): 0,063 mg
·
Niacin (vitamin B3): 0,53 mg
·
Asam pantotenat (B5): 0,65 mg
·
Vitamin B6: 0,22
mg
·
Folat (vitamin B9): 57 mg
·
Vitamin C: 46
mg
·
Kalsium: 22
mg
·
Besi: 0,44 mg
·
Magnesium: 15
mg
·
Fosfor: 44
mg
·
Kalium: 300
mg
·
Zinc: 0,28 mg
Manfaat Bunga kol
1. Bahan kimia dalam kembang kol yang
disebut ‘allicin’ membantu menjaga kesehatan jantung. Senyawa ini juga mampu
mengurangi risiko stroke pada pasien jantung.
2. Kehadiran vitamin C dan selenium membantu
memperkuat sistem kekebalan tubuh.
3. Konsumsi kembang kol secara teratur
membantu menjaga tingkat kolesterol tubuh tetap terkendali.
4. Sayuran ini kaya nutrisi yang disebut
folat, yang membantu meningkatkan pertumbuhan sel dan mekanisme replikasi sel.
Secara keseluruhan, kembang kol membantu proses pertumbuhan jaringan.
5. Kandungan serat tinggi dalam sayuran ini
membantu meningkatkan kesehatan usus dan mengurangi kemungkinan kanker.
6. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa
kembang kol mengandung beberapa jenis phytochemical yang membantu mengurangi
risiko kanker tertentu.
7. Telah ditemukan bahwa kembang kol baik
untuk mengurangi racun dalam darah dan hati. Kandungan thiocyanate dan
glucosinolate membantu meningkatkan kemampuan hati untuk menetralisir zat
berbahaya.
8. Kembang kol mengandung zat yang disebut
sulforaphane, yang secara efektif menghilangkan bahan kimia yang menyebabkan
kanker dalam tubuh. Zat ini juga membantu mencegah penyebaran sel-sel kanker,
yaitu metastasis.
9. Baru-baru ini ditemukan bahwa bahan
kimia yang disebut ‘indole-3-carbinol’ pada kembang kol secara efektif mencegah
perkembangan kanker payudara karena bekerja sebagai agen anti-estrogen.
10. Konsumsi sayuran ini secara teratur
dapat membantu pasien yang menderita berbagai penyakit seperti asma, arthritis,
ginjal, gangguan kandung kemih, sembelit, dan tekanan darah tinggi.
11. Asupan reguler kembang kol mampu
mengurangi risiko kanker prostat.
12. Kembang
kol ideal digunakan saat menjalani diet rendah karbohidrat karena tidak
mengandung zat tepung.
Sumber : http://muhammadyaniishak.blogspot.co.id/2014/08/budidaya-kol-bunga.html.
https://www.amazine.co/39146/kandungan-gizi-12-manfaat-kesehatan-kembang-kol/.
Sejarah Cengkeh
Tanaman
cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan tanaman perkebunan atauindustri berupa pohon
dengan famili Myrtaceae. Asal tanaman cengkeh ini belum jelas, karena ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa pohon cengkeh berasal dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku,
Philipina atau Irian. Namun, dunia internasional terutama negara-negara Eropa
banyak mengimpor cengkeh yang berasal dari Indonesia sehingga Indonesia dikenal
sebagai negara penghasil cengkeh terbesar di dunia. Hal ini didukung
dengan wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Keberadaan tanaman cengkeh di Indonesia tidak
terlepas dengan keberadaan bangsa Polinesia yang membawanya ke Indonesia
(Wikipedia, 2012). Kemudianpenyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia
seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan dimulai pada tahun 1870. Adapun penyebaran
cengkeh ke luar Indonesia dimulai dengan datangnya para penjajah ke Indonesia
untuk mencari rempah-rempah. Salah satu daerah yang menjadi sasaran utama para
penjajah untuk berburu rempah-rempah yaitu pulau Maluku. Penyebaran
rempah-rempah ke luar pulau Maluku dimulai sejak tahun 1769. Bibit tanaman ini
mula-mula diselundupkan oleh seorang kapten dari Prancis ke Rumania,
selanjutnya disebarkan ke Zanzibar dan Madagaskar. Sampai saat ini tanaman
cengkeh telah tersebar ke seluruh dunia.
Cengkeh sudah dikenal sebagai tanaman rempah-
rempah dan obat tradisional yang sangat berkhasiat.
Tanaman cengkeh ini dapat tumbuh dan berkembang pada dataran tinggi kurang
lebih 700 sampai dengan 1000 meter diatas permukaan laut. Khasiat dan manfaat
tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan perindustrian menyebabkan tanaman
ini sebagai tanaman yang paling di gemari oleh masyarakat, sehingga banyak
masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di dataran tinggi membudidayakan
tanaman cengkeh tersebut.
⇒ Tujuan
. Untuk mengetahui morfologi dan jenis tanaman
cengkeh
. Untuk mengetahui isi kandungan yang terdapat
dalam tanaman cengkeh
. Untuk mengetahui manfaat tanaman cengkeh
. Untuk mengetahui manfaat tanaman cengkeh
A . Morfologi dan Jenis Tanaman Cengkeh
Cengkeh merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang penting bila dibandingkan dengan tanaman perkebunan lain.
Produksi cengkeh yang telah dewasa setaraf dengan karet, kelapa sawit, dan
kopi. Tetapi tanaman cengkeh yang telah lanjut usia produksinya jauh meningkat,
jadi lebih menguntungkan.
1. Morfologi Tanaman Cengkeh
Cengkeh (Eugenia aromatica OK) dan Syziginium
aromaticum (L) termasuk dalam famili Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon,
tingginya dapat mencapai 20-30 m, dan dapat berumur lebih dari 100 tahun.
Tajuk tanaman cengkeh biasanya berbentuk
kerucut, piramida, dan piramida ganda, dengan batang utama menjulang ke atas.
Cabang-cabangnya amat banyak dan rapat, pertumbuhan agak mendatar dan ukuran
relatif kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Daunnya kaku, berwarna
hijau atau hijau kemerahan, dan berbentuk elip dengan kedua ujungnya runcing.
Daun-daun ini biasanya keluar per periode. Dalam satu periode, ujung ranting
akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri dari lima pasang. masing-masing
pasang terdiri atas dua daun yang terletak saling berhadapan.
Ranting dan daun secara keseluruhan akan
membentuk tajuk yang sangat indah. Bagian terbawah dari mahkota, tajuknya ada
yang menjuntai sampai ke permukaan tanah, walaupun ada pula yang mencapai
tinggi 1-1,5 m dari permukaan tanah. Cengkeh mempunyai empat jenis akar, yaitu
akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar rambut. Akar tunggang dan
akar lateral mempunyai ukuran relatif besar. Bedanya, akar tunggang tumbuh
lurus ke bawah dan sedikit bercabang, sedangkan akar lateral tumbuh menyamping
dan bercabang, akar serabut berukuran kecil, amat panjang, tumbuh menyamping
dan kebawah dengan jumlah yang sangat banyak. Akar serabut ini memiliki banyak
akar rambut berukuran sangat kecil yang berfungsi sebagai penyerap air dan
unsur hara.
Ujung ranting yang telah menghasilkan bunga,
biasanya tidak menghasilkan bunga pada musim berikutnya. Apabila ujung ranting
telah berbunga, bisa dipastikan pada musim bunga berikutnya. Tanaman ini hanya
bisa menghasilkan sedikit bunga. Pola pembungaan seperti ini menyebabkan adanya
siklus panen besar dan panen kecil yang berulang 3-4 tahun sekali. Tanaman
cengkeh mulai berbunga pada umur 4,5-8,5 tahun, tergantung dari jenis dan
lingkungannya. Bunga ini merupakan bunga tunggal, berukuran kecil (panjang 1-2
cm), dan tersusun dalam satu tandan yang keluar pada ujung-ujung ranting.
Setiap tandan terdiri dari 2-3 cabang malai yang bisa bercabang lagi atau
langsung mendukung 2-3 tangkai bunga. Jumlah bunga pertandan malai bisa
mencapai lebih dari lima belas kuntum. Bakal bunga biasanya keluar setelah
pasangan daun kelima dari satu set daun termuda telah dewasa atau mencapai
ukuran normal. Fase ini disebut fase mepet dua. Bakal bunga ini kadang-kadang
sudah keluar setelah daun pertama, kedua, atau ketiga tidak lagi membentuk
bakal daun, tetapi langsung membentuk bakal bunga. Fase ini disebut fase mepet
muda. Bakal bunga dapat dibedakan dari bakal daun. Bakal bunga berwarna hijau,
berujung tumpul, dan ruas di bawahnya sedikit membengkak, sedang bakal daun
berwarna merah dan berujung lancip.
2. Tipe-Tipe Tanaman Cengkeh
Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe
tanaman cengkeh dan diantara satu dengan yang lainnya sulit dibedakan. Misalnya
cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe indari, tipe dokiri, tipe cengkih afo, dan
tipe tauro. Perkawinan antara berbagai tipe itu membentuk tipe baru yang sulit
digolongkan. Untuk mempermudah pengenalan, cengkeh di Indonesia dapat
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu si putih, si kotok, zanzibar, dan ambon.
a. Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan
daun relatif besar. Cabang-cabang yang utama mati sehingga percabangan seolah
baru dimulai pada ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah. Cabang dan daun
jarang sehingga kelihatan kurang rindang. Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat,
relatif besar dari si kotok dengan jumlah bunga pertandan kurang dari 15
kuntum. Bunga masak tetap berwarna hijau muda. Atau putih tidak berubah menjadi
kemerahan. Tangkai bunganya relatif panjang, mulai berproduksi umur 6,5-8,5
tahun sejak disemaikan. Produksi kualitas bunganya rendah.
b. Si kotok
Daun pada awalnya berwarna hijau muda
kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan
mengkilap. Helaian daunnya agak langsing dengan ujung agak membulat cabang yang
utama tetap hidup sehingga percabangannya kelihatan rendah sampai permukaan
tanah. Ruas daun dan cabang rapat serta rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid
atau silindris. Bunganya relaitif kecil dibandingkan dengan si putih,
bertangkai panjang, jumlah bunga 20-50 kuntum pertandan. Mulai berbunga pada
umur 6,5-8,5 tahun. Bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi
kuning saat matang dengan pangkal bertwarna merah. Adaptasi dan produksinya
lebih baik daripada si putih, tetapi lebih rendah daripada zanzibar. Cengkeh
tipe sikotok ini termasuk tipe cengkeh dengan kualitas sedang.
c. Tipe Zanzibar
Tipe ini merupakan cengkeh terbaik karena
mempunyai daya adaptasi yang luas, berproduksi tinggi, berkualitas baik,
sehingga sangat dianjurkan untuk dibudidayakan. Daun pada mulanya berwarna
merah muda kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan
hijau pucat memudar pada bagian bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah.
Bentuk daunnya agak langsing dengan bagian terlebar tepat di tengah. Ruas daun
dan percabangannya rapat merimbun. Cabang utama yang pertama hidup, sehingga
tajuknya raqpat dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya lancip (kurang
dari 45o) sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai berbunga pada
umur 4,5-6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing, bertangkai pendek,
ketika muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan setelah matang petik.
Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari 50 kuntum per tandan
d. Tipe Ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk
ditanam karena produksi dan daya adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang
kurang baik.daun muda berwarna hijau muda atau merah muda, lebih muda daripada
daun tipe zanzibar. Permukaan atas daun berwarna hijau tua dan kasar,sedangkan
bagian bawahnya berwarna hijau keabu-abuan. Daunnya agak lebarkira-kira 2/3
kali panjangnya. Cabang dan daunnya jarang sehingga kurang rimbun. Mahkota agak
bulat atau bulat, bagian atas agak tumpul, sedangkan bagian bawahnya agak
meruncing. Cabang-cabangnya mati sehingga seolah percabangannya mulai pada
ketinggian 1,5-2 m. Tipe ini mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahunsejak
disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda,
dan kuning pada saat matang petik.percabangan bunganya sedukit dengan jumlah
bunga kurang dari 15 kuntum pertandan.
B. Kandungan Gizi dalam Tanaman Cengkeh
Cengkeh biasa diolah dalam keadaan kering.
Cengkeh yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki
kandungan energi sebesar 292 kilokalori, protein 5,2 gram,
karbohidrat 57,4 gram, lemak 8,9 gram, kalsium 740 miligram, fosfor 100
miligram, dan zat besi 5 miligram. Selain itu di dalam Cengkeh Kering
juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100
gram Cengkeh Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Nutrient
|
Units
|
Value per 100 gram
|
Energi
|
KKl
|
292
|
Protein
|
Gram
|
5,2
|
Karbohidrat
|
Gram
|
57,4
|
Lemak
|
Gram
|
8,9
|
Kalsium
|
Milligram
|
740
|
Fosfor
|
Milligram
|
100
|
Zat besi
|
Milligram
|
5
|
Vitamin A
|
IU
|
0
|
Vitamin B1
|
Milligram
|
0
|
Vitamin C
|
Milligram
|
0
|
C. Manfaat Tanaman Cengkeh
Pada umumnya, cengkeh dijadikan bahan masakan.
Di Indonesia cengkeh menjadi bahan masakan yang paling sering
digunakan. Selain menjadi bahan masakan, tanaman tropis yang berasal dari Maluku ini sudah
banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya. Minyak cengkeh (Eugniae aromatica) dapat
dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil),
serbuk tangkai kuntum cengkeh(clove stem oil), dan daun cengkeh
kering (clove leaf oil). Minyak
cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit.
Selain itu, tanaman ini juga digunakan dalam industri farmasi, dan wewangian.
o Sebagai obat tradisional
cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah,
kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid,
rematik, campak, dan lain-lain.
o Adapun khasiat lain yaitu, dapat
mencegah peradangan karena berbagai zat aktif seperti flavanoid ditemui pada
minyak asli cengkeh. Flavanoid bekerja dengan sifat anti inflamasinya sehingga
akan mengurangi peradangan pada gejala penyakit rematik misalnya. Rasanya yang hangat juga bisa
menjadi ekspektoran untuk mengobati berbagai kondisi gangguan saluran
pernapasan.
o Mengandung nutrisi penting. Berbagai vitamin,
kalsium dan magnesium merupakan nutrisi penting bagi tubuh dan cengkeh
menyediakannya sebagai khasiat dari alam. Bahkan terdapat zat yang menyediakan
energi pada cengkeh yang juga mengandung serat
o Menyehatkan jantung. Sudah sejak lama penyakit jantung manjadi
momok menakutkan penduduk dunia. Kandungan Eugenol pada cengkeh berfungsi
untuk mencegah pembekuan pada darah yang mencegah terjadinya gejala penyakit
stroke.
o Meredakan batuk. Mengunyah cengkeh dapat menyembuhkan batuk gatal
ditenggorokan. Rasanya mungkin sedikit getir dan ada pahitnya, tetapi
kandungan kimia dalam cengkeh adalah ekspektoran alami yang mengencerkan dahak.
s Sumber : http://lynlindha.blogspot.co.id/2014/10/makalah-cengkeh.html .
0 komentar:
Posting Komentar